SLEMAN, (23/09) Konsentrasi Manajemen Aset dan Penilaian Properti (MAPP) dan Manajemen Aset dan Penilaian Bisnis (MAPB) merupakan dua konsentrasi yang lulusannya dapat melanjutkan pendidikan ke Program Sertifikasi Penilai. Program Sertifikasi Penilai merupakan program kerjasama antara Program Studi MEP FEB UGM dengan MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia). Kedua konsentrasi tersebut memberikan kontribusi besar dalam jumlah mahasiswa Prodi MEP saat ini. Kurikulum menjadi tolak ukur keberhasilan Program Studi MEP seiring dengan kontribusi dunia penilaian yang sangat diperlukan hampir disemua lini baik institusi pemerintah, BUMN/BUMD, perbankan dan swasta sehingga secara periodik perlu untuk selalu di update.
Workshop kurikulum dihadiri oleh Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Dr. Eko Suwardi, M.Sc. beserta Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni, Pengelola Program Studi MEP FEB UGM serta dosen matakuliah konsentrasi MAPP dan MAPB. Tim MAPPI dipimpin langsung oleh Ketua Umum Ir. Okky Danuza, M.Sc., MAPPI (Cert) beserta Jajaran Pengurus Pusat MAPPI. Koordinator Bidang Akademik dan Kamahasiswaan Program Studi MEP, Ardyanto Fitrady, Ph.D. memaparkan secara rinci silabus matakuliah kedua konsentrasi MAPP dan MAPB per semester dan masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa dalam menempuh pendidikan, misalnya saat mahasiswa magang.
Okky Danuza, sebagai Ketua Umum MAPPI dan pengguna alumni Program Studi MEP FEB UGM, memberikan masukkan untuk perbaikan kurikulum MAPP dan MAPB. Pertama, terkait dengan output dari mahasiswa konsentrasi MAPP dan MAPB Prodi MEP, valuer competency bukan hanya didapatkan dari knowledge saja melainkan juga dari practical experience. Pemahaman mahasiswa yang diperoleh di dalam kelas dan tidak praktek, hanya mampu menguasai ilmunya setengah saja. Kedua, menurut Okky, secara materi kurikulum Program Studi MEP sudah memenuhi standard persyaratan pendidikan profesi penilai yang ada di MAPPI, tetapi masalahnya pada mahasiswa saat magang. tidak mau mengikuti prosesnya dari A sampai Z, sehingga mahasiswa tidak memahami dari proses awal menangani suatu proyek, teknik survai lapangan sampai membuat laporan akhir, ujarnya.
Dari hasil diskusi disepakati mahasiswa yang mengikuti magang wajib membuat laporan magang dari langkah awal sampai akhir menangani suatu proyek, bukan hanya melihat dari hasil akhirnya saja, sehingga saat mahasiswa magang harus membuat logbook yang disetujui oleh pembimbing sebagai salah satu check list kegiatan mahasiswa selama magang. (tsh)