Sleman – Magister Ekonomika Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berkolaborasi dengan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Shah Alam dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar kegiatan Mini Colloquium on Southeast Asia’s Economic Development. Acara ini bertema “Finance and Economic Development Lessons for the Post-COVID-19 Future”, tanggal 29-30 November 2024 bertempat di Auditorium Mubyarto MEP FEB UGM. Kegiatan ini dihadiri oleh akademisi serta mahasiswa S1 dan S2 dari tiga universitas tersebut.
Pembicara membahas berbagai tantangan dan peluang dalam pembangunan ekonomi di kawasan Asia Tenggara pascapandemi COVID-19. Diskusi berfokus pada pentingnya sektor keuangan, baik keuangan umum maupun keuangan Islam, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta memberikan wawasan mengenai kebijakan yang perlu diadopsi untuk mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Colloquium ini dikemas dalam bentuk sesi panel yang mempertemukan ekonom atau peneliti dari ketiga universitas di atas, yang memaparkan hasil riset mereka mengenai cara negara-negara di Asia Tenggara dapat belajar dari pandemi untuk memperkuat ketahanan ekonomi. Diskusi ini juga mencakup topik inovasi dalam sektor keuangan, termasuk digitalisasi, Islamic finance, dan pembiayaan berkelanjutan.
Pada sesi panel menampilkan perwakilan dosen dari masing -masing universitas. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, diwakili oleh Diyah Putriani, Ph.D. memaparkan hasil risetnya yang berjudul “The Role of Islamic Social Finance in the Economy: Lessons for Post-COVID Economic Recovery” menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memperburuk ketimpangan pendapatan di banyak negara, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di negara-negara ini, banyak pekerja informal kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan pendapatan. Tanpa dukungan pemerintah yang kuat, mereka semakin rentan. Sebaliknya, negara-negara kaya dengan program jaminan sosial yang kuat berhasil mengurangi sebagian ketimpangan tersebut.
Pada sesi yang sama, Masturah Ma’in (UiTM Shah Alam – Malaysia) mempresentasikan artikel berjudul “Does Digitalization Affect Economic Growth in ASEAN Countries?” Riset Ma’in memberikan perspektif baru melalui riset yang mendukung teori pertumbuhan endogen, yang menekankan pentingnya modal manusia, R&D, inovasi, dan teknologi. Temuannya menegaskan bahwa negara-negara dengan akumulasi modal manusia rendah akan mengalami hubungan negatif antara perdagangan dan pertumbuhan ekonomi, sementara adopsi teknologi maju akan mengurangi tingkat pengangguran (Aghion & Howitt, 1997).
Diskusi dilanjutkan dengan fokus pada mahasiswa sebagai narasumbernya, yang dirancang untuk mendorong mereka saling bertukar pikiran. Amelia Salsabila perwakilan mahasiswa MEP FEB UGM, memaparkan hasil risetnya yang berjudul “Exploring the Asymmetric Effect of Islamic Banking Financing of Islamic Commercial Banks and Islamic Business Units on Indonesia Economic Growth”. Temuan risetnya menunjukkan bahwa pembiayaan secara signifikan berpengaruh positif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
(Herianto)