SLEMAN, Dalam agenda DIES ke 23, Program Studi Magister Ekonomika Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MEP FEB UGM) menyelenggarakan Workshop Aplikasi Program Inventarisasi Aset Daerah dalam rangka Peningkatan PAD. Pada workshop kali ini MEP meluncurkan aplikasi “Sistem Informasi Manajemen Aset dan Properti” disingkat menjadi SIMAPRO di Auditorium Mubyarto MEP FEB UGM, Jumat (13/07). SIMAPRO sendiri merupakan sebuah aplikasi komputer yang dikembangkan, karena banyaknya permasalahan aset di sektor publik maupun sektor privat. Aplikasi ini membantu untuk mengelola, mengidentifikasi, menginventarisasi, dan menganalisa aset terutama aset tak bergerak seperti bangunan dan properti.
“Kepala daerah cukup dengan munggunakan SIMAPRO apabila ingin mengetahui informasi mengenai aset daerahnya, misal; berapa jumlah aset yang dimiliki, aset mana saja yang bermasalah, berapa luas aset tertentu, dan berbagai informasi strategis lainnya. Selain itu, aplikasi ini dapat membantu untuk menyediakan informasi yang komprehensif sehingga memudahkan dalam memanfaatkan informasi tentang aset tersebut,” jelas Akhmad Makhfatih dalam sambutannya. “Kurangnya inventarisasi dan pengelolaan membuat proses mencari informasi tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga aplikasi ini diharapkan mampu membantu pemerintah daerah mengelola asetnya,” imbuhnya. “Dengan adanya workshop ini diharapkan kita dapat berdikusi mengenai permasalahan manajemen aset, di pemerintah yang kerap muncul,” ungkap Ketua Program Studi MEP FEB UGM di akhir sambutanya.
Pembicara Workshop launching aplikasi SIMAPRO ini adalah Robby Prijanto, S.T., M.Ec.Dev. MAPPI (Cert) dan Muhammad Chrisna Satriagasa, S.Si., M.Sc., M.Ec.Dev.. Keduanya merupakan Alumni MEP FEB UGM konsentrasi Manajemen Aset dan Penilaian property (MAPP), dan Guntur Budi Herwanto, S.Kom., M.Cs. dari Fakultas MIPA UGM pada aplikasi softwarenya, dengan Wakhid Slamet Ciptono, M.B.A., M.P.M., Ph.D. sebagai moderator acara workshop tersebut. Wakhid memaparkan bahwa permasalahan aset adalah permasalahan yang kompleks, terdapat sekitar 5500 masalah mengenai aset dan menyebabkan kerugian hingga 13 triliyun rupiah. Oleh karena itu dengan dibantu kemajuan teknologi saat ini, aset harusnya dapat dikelola dengan lebih optimal dengan aplikasi SIMAPRO.
Menurut pemaparan Robby latar belakang dirancangnya aplikasi ini adalah terdapat banyak potensi aset di daerah, yang membutuhkan alat bantu digital dalam mengidentifikasi potensi tersebut dan bagaimana aset itu dapat dimanfaatkan untuk berkontribusi pada PAD masing-masing daerah. Selanjutnya, Gasa memaparkan aplikasi SIMAPRO dari sisi Geographic Informasi System (GIS) dan data spasial, sedangkan sistem program IT-nya dipaparkan oleh Guntur Budi Herwanto yang secara detail menjelaskan teknis dari aplikasi meliputi fitur-fitur, server, data, dan kemungkinan pengembangan. (red)