Informasi pendaftaran masuk program studi MEP FEB UGM….
Program Studi Magister Ekonomika Pembangunan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada (MEP FEB UGM) adalah program Master jenjang pendidikan Strata 2 (S2) yang bernaung dibawah Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.
Prodi MEP membuka konsentrasi Manajemen Aset dan Penilaian Properti (MAPP), Manajemen Aset dan Penilaian Bisnis (MAPB), Manajemen dan Keuangan Aset Daerah (MKAD), serta Perencanaan dan Pembangunan Daerah (PPD) yang dapat ditempuh melalui Kelas Reguler, Kelas Akhir Pekan maupun Kelas Kerjasama.
Kuliah umum yang digelar Program Studi MEP FEB UGM dalam rangka dies ke-66 Fakultas Ekonomika dan. Bisnis UGM, dengan mengangkat tema “Permodelan Ekonomika (Penilaian) Properti dalam Perekonomian“.
Narasumber: Prof. Insukindro, M.A., Ph.D.
Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM
Dalam rangka Dies Natalis ke-25 atau lustrum ke-5, Prodi MEP FEB UGM menyelenggarakan tasyakuran dan tausiyah ilmiah terapan oleh Perry Warjiyo, M.Sc., Ph.D. Gubernur Bank Indonesia dengan tema “Pandemi Covid-19: Dampak Ekonomi dan Respon Kebijakan”
Kuliah Umum dalam rangka Dies FEb ke-63 dengan tema Strategi Optimlisasi Manajemen Barang Milik Negara (BMN) Dalam Pengelolaan Kebijakan Fiskal
Narasumber:
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.S., Ph.D.
Moderator: Eko Suwardi, Ph.D (Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM)
Tanggal: 25 September 2018
“The Growth Agenda and Financing Green Project: An Environmental DSGE Approach”
Dampak dari isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim dan pemanasan global telah dirasakan oleh berbagai Negara di Dunia, Indonesia merupakan salah satu dari Negara-negara tersebut yang terdampak signifikan dengan permasalahan tersebut. Hal ini mendorong Negara-Negara di dunia termasuk indonesia untuk meninggalkan paradigma lama terkait greedy economy yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan mengorbankan sumber daya alam dan tanggung jawab sosial serta utang publik dan swasta yang cenderung berat. Indonesia saat ini mulai bertransisi untuk mengadopsi paradigma baru yaitu green economy. Beberapa program untuk mendukung agenda hijau ini telah diinisiasi. Pembiayaan terhadap projek-projek hijau merupakan salah satunya. Bank Indonesia melalui green banking dan Kementerian keuangan sebagai representatif dari Indonesia bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) meluncurkan mekanisme transisi energi berkelantuan atau disebut sebagai Energy Transition Mechanism (ETM). Skema-skema tersebut mencakup pembiayaan terhadap projek hijau sebagai bentuk komitmen Indonesia dalam mewujudkan net zero emission pada 2060. Lalu dari kacamata ekonomika pembangunan bagaimana fenomena ini dapat dianalisis?